Ini Baru Drama! Kau Memeluk Anakmu, Tapi Menangis Karena Cinta Yang Lain
Kau Memeluk Anakmu, Tapi Menangis Karena Cinta Yang Lain
Malam di kediaman keluarga Li terasa bagai abadi. Salju turun dengan kejam, menutupi segala dosa dan rahasia di bawah lapisan putih yang membekukan. Di dalam, kehangatan perapian gagal mengusir dingin yang merasuk tulang, dingin yang berasal dari hati.
Xiao Mei memeluk putranya, Li Wei, erat-erat. Aroma susu dan bayi menenangkan sesaat, namun air mata tetap mengalir deras. Bukan air mata kebahagiaan seorang ibu, melainkan tangisan pedih karena cinta yang lain. Cinta yang telah dikubur dalam-dalam, namun kini bangkit kembali, menghantui bagai hantu di setiap sudut rumah.
Li Wei, sang pewaris tunggal kekaisaran bisnis Li, tertidur pulas di pelukannya, tak tahu bahwa ibunya tengah berperang dengan masa lalu, dengan hati yang terbelah antara kewajiban dan DEBARAN yang tak bisa dihindari.
Di ruangan lain, Li Cheng, sang kepala keluarga, berdiri menghadap jendela. Wajahnya yang biasanya keras dan tanpa ekspresi, kini dihiasi kerut dalam dan bayangan gelap. Asap dupa mengepul di sekitarnya, menyelimuti dirinya dalam aura misteri dan kegelapan. Ia tahu, malam ini, tirai rahasia akan tersibak.
Dulu, Xiao Mei dan Li Cheng terikat dalam pernikahan politik, tanpa cinta. Namun, di balik topeng kesempurnaan dan kekayaan, Xiao Mei diam-diam menyimpan hati untuk Bai Jun, seorang seniman kaligrafi yang sederhana namun penuh gairah. Pertemuan rahasia, sentuhan terlarang, janji-janji di bawah rembulan semuanya terkubur saat Li Cheng mengetahui perselingkuhan itu.
Darah. Ya, darah Bai Jun menodai salju malam itu. Li Cheng, dengan mata membara, telah menghukum pengkhianatan itu dengan KEJAM. Xiao Mei dipaksa menyaksikan, hatinya hancur berkeping-keping, sementara Li Cheng memaksa janji setia abadi di atas abu Bai Jun yang membara. Janji yang mengikatnya seumur hidup.
"Kau tahu apa yang akan terjadi, Xiao Mei," kata Li Cheng, suaranya dingin dan menusuk. Ia masuk ke kamar, mendekat ke arah Xiao Mei dan Li Wei. "Rahasia tidak bisa selamanya terkubur."
Xiao Mei mendongak, air matanya membeku di pipi. "Apa yang kau inginkan, Li Cheng?"
"Kebenaran. Dan pembalasan."
Malam itu, kebenaran terungkap bagai belati yang menghunus jantung. Li Wei, BUKAN anak Li Cheng. Ia adalah buah cinta terlarang Xiao Mei dan Bai Jun. Fakta yang menghancurkan Li Cheng, menghancurkan dunianya yang dibangun di atas kebohongan.
Beberapa bulan kemudian.
Li Cheng ditemukan tewas di ruang kerjanya. Diduga serangan jantung. Xiao Mei kembali memeluk Li Wei, kini sebagai pewaris kekaisaran Li. Tak ada air mata. Hanya tatapan dingin yang menghunus.
Kematian Li Cheng terasa terlalu sempurna. Terlalu bersih. Terlalu... tenang.
Di atas meja kerja Li Cheng, sebuah kuas kaligrafi tergeletak. Di atasnya, terukir sebuah puisi pendek:
Bunga teratai layu di kolam darah. Bulan tersenyum di balik awan kelabu. Janji di atas abu telah ditepati. Balas dendam... manis.
Xiao Mei menatap putranya, Li Wei. Ia tahu, ia telah melindungi anaknya, dengan cara yang paling mematikan. Balas dendam yang dingin dan penuh perhitungan. Balasan dari hati yang terlalu lama menunggu.
Namun, di mata Li Wei, terlihat secercah cahaya yang... berbeda. Tatapan itu terlalu dewasa, terlalu mengerti, terlalu... memahami.
Li Wei tersenyum tipis.
Dan ibunya, merinding dalam diam, menyadari bahwa balas dendam itu, baru saja dimulai.
You Might Also Like: 118 Roman Conquest Of Britannia