Drama Abiss! Cinta Yang Mengirim Surat Dari Dunia Lain
Hujan kota Jakarta, serupa air mata yang tak kunjung henti. Setiap tetesnya mencetak bayanganmu di layar ponselku. Notifikasi LINE berkedip, hanya iklan kopi instan. Dulu, notifikasi darimu adalah simfoni di antara kebisingan kota. Aroma kopi di kafe favorit kita kini terasa hambar, kehilangan manisnya senyummu.
Kita bertemu di dunia maya, bertukar cerita melalui rentetan emotikon dan janji. Kau, dengan avatar kelinci yang selalu tersenyum, dan aku, dengan nama samaran 'Senja Kota'. Kita menari di antara piksel, membangun istana cinta dari chat yang tak terkirim dan mimpi yang terlalu indah untuk jadi nyata.
Lalu, kau menghilang. Tanpa jejak.
Ponselku kini dipenuhi sisa percakapan kita. Scroll tak berujung ke masa lalu, mencari petunjuk di antara huruf-huruf yang terhapus. Ada rasa kehilangan yang samar, seperti aroma parfummu yang tertinggal di jaket yang tak pernah kupakai lagi. Misteri ini menghantuiku, membisikkan pertanyaan yang tak terjawab. Apakah kau nyata? Atau hanya ilusi yang tercipta dari kesepianku?
Aku mulai bermimpi tentangmu. Bukan mimpi indah yang dulu kita rajut bersama, tapi mimpi buruk yang penuh labirin dan lorong gelap. Dalam mimpi itu, kau berbisik tentang RAHASIA, tentang takdir yang tak bisa kau hindari.
Pencarianku membawaku pada sebuah akun media sosial yang tersembunyi. Akun itu berisi foto-foto dirimu, tapi bukan dirimu yang kukenal. Ada luka yang tersembunyi di balik senyum kelincimu. Ada kisah kelam yang disembunyikan di balik avatar lucumu. Ternyata, kau hidup dalam dua dunia. Dunia maya bersamaku, dan dunia nyata yang penuh duka.
Kau sakit. SAKIT PARAH.
Dan alasanmu menghilang bukan karena kau tidak mencintaiku, tapi karena kau ingin melindungiku. Kau tidak ingin aku melihatmu layu, kau ingin aku mengingatmu sebagai kelinci yang selalu tersenyum.
TERLAMBAT.
Kini, aku berdiri di depan pusaramu, di bawah naungan pohon kamboja yang bunganya berguguran. Aku mengenggam ponselku, membuka aplikasi LINE. Aku mengetik sebuah pesan, pesan terakhir untukmu.
"Kelinci kecil, aku tahu. Aku tahu semuanya."
Aku mengunggah foto kita, foto pertama dan terakhir kita bertemu. Foto itu diambil secara diam-diam, saat kau tidak tahu aku ada di sana. Dalam foto itu, kau tersenyum. SENYUM TULUS.
Kemudian, aku menekan tombol 'Block'.
Balas dendamku lembut. Aku membiarkanmu menghilang, benar-benar menghilang, dari duniaku. Aku menutup kisah kita, tanpa drama, tanpa air mata, hanya dengan satu keputusan.
Aku berbalik, meninggalkan pusaramu, meninggalkan masa lalu. Aku menyunggingkan senyum tipis.
Mungkin, di dunia lain, kita akan bertemu lagi. Mungkin.
Dan saat itu tiba, aku tidak akan mengenalmu.
You Might Also Like: Fakta Menarik Sabun Muka Lokal Yang