Wajib Baca! Kau Pergi Tanpa Alasan, Dan Aku Mencari Jawabannya Di Setiap Mimpi
Hujan gerimis sore itu, sama persis seperti saat kau meninggalkanku. Bukan dengan ledakan amarah, bukan pula dengan tangis histeris. Kau hanya pergi, tanpa sepatah kata pun, meninggalkan jejak embun di kaca jendela yang dingin, dan aku yang terdampar di dermaga penantian.
Lima tahun berlalu, bayangmu masih bersemayam di sudut-sudut ingatanku. Senyummu, yang dulu kurasa sehangat mentari pagi, kini terasa seperti pecahan kaca yang menggores hatiku setiap kali aku berusaha meraihnya. Aku mencari jawaban atas kepergianmu di setiap mimpi, di antara labirin waktu dan ruang yang tak pernah usai.
Dulu, di bawah pohon sakura yang bermekaran, kau berjanji akan selalu bersamaku, selamanya. Janji itu bagai melodi indah yang kini berubah menjadi ratapan pilu. Kau tahu, Li Wei? Aku, Lin Mei, tidak pernah melupakan janji itu.
Aku mengingat satu sore di kuil tua. Kau, dengan mata penuh bintang, menggenggam tanganku erat. "Lin Mei," bisikmu, suaramu serak tertahan angin, "Jika aku pergi... ingatlah bahwa setiap helai daun yang gugur adalah pesan cintaku padamu."
Bohong! Daun-daun itu hanya membawa kekosongan dan kehampaan.
Momen paling emosional itu terukir abadi dalam benakku. Malam itu, setelah kau berjanji, aku menyadari bahwa cintaku padamu telah tumbuh terlalu dalam, terlalu kuat, hingga akarnya menjalar ke seluruh relung jiwaku. Lalu, keesokan paginya, kau lenyap.
Kini, takdir mempertemukan kita kembali. Kau berdiri di hadapanku, Li Wei, dengan senyum yang sama, namun dengan mata yang berbeda. Kau adalah Direktur di perusahaan besar, dan aku... hanyalah seorang arsitek muda yang ambisius. Kau bahkan tak mengenaliku.
Ironis, bukan?
Kau melupakanku, melupakan janji kita. Kau bahagia dengan kehidupan barumu, sementara aku masih mencari kepingan hatiku yang kau curi.
Namun, jangan khawatir, Li Wei. Aku tidak akan menjerit, meratap, atau menuduh. Aku hanya akan melanjutkan hidup. Aku akan menaklukkan dunia arsitektur ini, dan kau akan melihat namaku terpampang di setiap sudut kota. Aku akan menjadi sangat sukses, hingga kau tak bisa lagi mengabaikanku.
Dan suatu hari, Li Wei, kau akan membutuhkan bantuanku. Perusahaanmu akan membutuhkan sentuhan seorang arsitek berbakat untuk proyek TERPENTING. Dan aku, Lin Mei, dengan senyum manis di bibir, akan menawarkan diriku.
Saat itulah, Li Wei, kau akan mengerti bahwa takdir memiliki caranya sendiri untuk menuntut keadilan. Saat itulah, kau akan merasakan bagaimana rasanya ditinggalkan. Bukan secara fisik, tapi dengan rasa sakit yang lebih dalam, rasa sakit yang menghantui mimpi.
Aku akan tersenyum, melihat penyesalan tercetak jelas di matamu, dan berkata...
"Apakah kau ingat janji di bawah pohon sakura itu, Li Wei? Giliranmu sekarang untuk menantikanku."
You Might Also Like: Unveiling Refrigeration Secrets Of